ARTICLE AD BOX
Jakarta, CNN Indonesia --
Ketua DPP PDI Perjuangan (PDIP) Said Abdullah menyampaikan bahwa saat ini, hubungan baik tetap terjalin antara Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri dengan Presiden Prabowo Subianto. Namun, hubungan baik itu bukan berarti menjadi sinyal barter position hukum yang tengah disangkakan kepada Hasto Kristiyanto yang sedang terlibat kasus dugaan suap dan perintangan penyidikan.
Said mengatakan, Mega memang menaruh perhatian terhadap kasus yang tengah dihadapi Hasto, tetapi perhatian itu semata agar hukum tegak menjadi panglima. Menurutnya, Mega tetap meletakkan hukum dadalm koridor hukum.
"Kita perlu jernih dan jangan membuat kesimpulan secara jumping. Jadi jangan dimaknai pernyataan beliau sebagai bentuk barter dengan apa yang sekarang dialami Mas Hasto. Hal itu tidak ada kaitannya, dan bukan karakter Ibu Mega memperdagangkan hukum," papar Said.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ditegaskan, pernyataan Mega dalam pidato Hari Ulang Tahun (HUT) ke-52 PDIP merupakan wujud harapan terhadap Prabowo sebagai pemimpin nasional agar dapat menjadi pelopor pembangunan hukum, sehingga arah politik hukum Indonesia dapat berperan dalam perkembangan perekonomian nasional.
"Harapan ini tentu sesuai dengan harapan kita semua. Ungkapan makna bahwa Ibu Mega bersahabat baik dengan Presiden Prabowo karena faktanya memang tidak ada hal yang menyebabkan hubungan kedua beliau retak, dan memang telah bersahabat sejak lama," kata Said.
Lebih lanjut, Said berharap agar Megawati dan Prabowo dapat segera bertemu secara fisik, yang diyakini akan berdampak baik terhadap politik nasional. Setidaknya, kegaduhan saat ini bisa jadi lebih reda, khususnya dari kalangan pendengung,
Said menyampaikan harap, pertemuan Mega dan Prabowo dapat terlaksana sebelum Kongres PDIP.
"Seperti yang kami tegaskan sebelumnya, bahwa rencananya dalam Kongres PDI Perjuangan, DPP PDI Perjuangan akan mengundang Presiden Prabowo. Sebagai tamu kehormatan pada kongres nanti, tentu sudah sewajarnya didahulu pertemuan Ibu Mega dengan Presiden Prabowo," katanya.
Selain itu, lanjut Said, hubungan baik Mega dan Prabowo diminta agar tidak diartikan dagang sapi politik, di mana PDIP masuk ke dalam pemerintahan.
"Karakter kedua tokoh tersebut tidak demikian. Jika momentum pertemuan kedua beliau terlaksana, saya yakin Ibu Mega akan bicara tentang politik negara, bagaimana membaca jalan menuju cita cita Indonesia Raya, bagaimana memperbaiki hukum dan mematuhi konstitusi, bicara tentang geopolitik global, dan masalah masalah strategis negara seperti politik pangan dan energi," papar Said.
Sebelumnya, Ketua Harian DPP Partai Gerindra Dasco Ahmad dan Muzani Sekretaris Jenderal DPP Partai Gerindra Ahmad Muzani menyampaikan hal senada, bahwa hubungan Mega dan Prabowo adalah sangat baik.
Said menambahkan, absennya PDIP dalam pemerintahan bukan berarti menjadi sebagai partai oposisi. Seperti yang dikatakan Mega, sistem politik PDIP tidak mengenal oposisi atau koalisi.
"Jadi posisi PDI Perjuangan akan tetap berada diluar pemerintahan, dan akan menjadi sahabat yang kontruktif bagi pemerintahan Presiden Prabowo. Dan saya kira pilihan posisi seperti ini akan cenderung lebih bisa menjadi sahabat yang tulus. Persahabatan tanpa konsesi," pungkasnya.
(rea/rir)
[Gambas:Video CNN]