Update Banjir Bandang Di Bima Ntb: 3 Orang Meninggal, 5 Hilang

Sedang Trending 1 hari yang lalu
ARTICLE AD BOX

CNN Indonesia

Selasa, 04 Feb 2025 12:11 WIB

Satu orang kembali ditemukan meninggal dunia akibat banjir bandang di Bima, NTB. Selain itu, 5 orang masih hilang. Ilustrasi. Satu orang kembali ditemukan meninggal dunia akibat banjir bandang di Bima, NTB. Selain itu, 5 orang masih hilang. (ANTARA FOTO/Rosa Panggabean)

Jakarta, CNN Indonesia --

Tim gabungan kembali menemukan satu korban meninggal dunia akibat bencana banjir bandang di Kabupaten Bima, Nusa Tenggara Barat (NTB). Sementara itu, lima orang masih hilang.

"Data per Senin (3/2) pukul 20.00 WITA jumlah full orang meninggal dunia mencapai tiga orang dan lima masih dinyatakan hilang," Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari dalam keterangannya, Selasa (4/2).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Muhari menyampaikan operasi pencarian dan penyelamatan korban masih menjadi prioritas penanganan darurat.

Ia menjelaskan tim SAR gabungan yang terdiri dari TRC BPBD Kabupaten Bima, BPBD Provinsi NTB, unsur TNI-Polri, Basarnas, dan relawan memperluas operasi pencarian mulai dari permukiman warga hingga ke pesisir pantai.

Bertalian dengan itu, pemerintah setempat menetapkan position tanggap darurat bencana selama 14 hari terhitung mulai 4 Februari sampai 17 Februari 2025.

Berdasarkan hasil kaji cepat sementara mencatat, banjir bandang menyebabkan lima jembatan rusak, dua fasilitas pendidikan terdampak, satu pasar, dan 275 rumah warga terdampak.

"Akibat peristiwa ini dilaporkan terdapat 305 KK/860 jiwa terdampak dan memaksa 23 KK/60 jiwa mengungsi ke rumah kerabat terdekat," ucap Muhari.

Lebih lanjut, merujuk prakiraan cuaca BMKG, wilayah NTB masih masih berpotensi hujan dengan intensitas sedang hingga lebat hingga tiga hari ke depan.

BNPB mengimbau warga untuk meningkatkan kesiapsiagaan dan kewaspadaan. Termasuk kepada tim SAR gabungan yang sedang melakukan operasi pencarian dan pertolongan.

"Untuk tetap memprioritaskan keselamatan mengingat masih berpotensi terjadinya bencana susulan. Sementara itu, bagi warga yang tinggal di dekat lereng tebing dan pinggir sungai, pantau secara berkala kondisi tanah yang ada di sekitar rumah dan debit aerial di sekitar aliran sungai," tutur Muhari.

(dis/tsa)

[Gambas:Video CNN]

Selengkapnya