ARTICLE AD BOX
Jakarta, CNBC Indonesia - PT Taspen (Persero) mengaku, meskipun telah menerapkan pelayanan secara digital, namun pengajuan klaim pensiun yang menggunakan integer baru sebesar 35%. Sementara sebesar 65% masih mencairkan klaim secara manual.
Direktur Utama Taspen Rony Hanityo mengatakan, besarnya pensiunan yang belum melek teknologi membuat manajemen memutuskan untuk menempatkan 70% daru 1.344 karyawannya ke kantor cabang daerah di seluruh Indonesia.
"Kita paham juga kenapa para pensiunan itu masih percaya yang manual Karena masih gaptek istilahnya, terus takut salah atau takut ketipu gitu ya. Jadi masih ada juga yang melakukan autentifikasi secara manual, datang ke kantor-kantor cabang atau kita yang datang ke rumah pensiunan," ujarnya saat rapat dengan Komisi XI DPR RI Jakarta, Kamis (6/2).
Ia mengungkapkan lebih jauh, dalam pemberian pensiunan, untuk autentifikasinya secara integer setiap bulan baru mencapai 58% saja. "Jadi dengan HP tiap bulan kita ngeliat muka pensiunan terus ada yang nengok kiri, nengok kanan dan segala macem Itu baru dimanfaatkan oleh 58% oleh peserta pensiunan. Sisanya hampir 42% itu masih melakukan autentifikasi secara manual," ungkapnya.
Autentifikasi dilakukan untuk penerima manfaat pensiun masih memenuhi syarat, terutama untuk memastikan bahwa janda atau duda pensiunan belum menikah lagi.
Ia menyebut, sayangnya para pensiunan yang belum akrab terhadap teknologi terus bertambah setiap tahunnya.
"Layanan kunjungan penerima pensiun atau connected nan spot checking gitu ya Itu jumlahnya malah kecendungannya setiap tahun semakin bertambah, ini manual. Kemudian juga ada rekap administrasi pensiun Ini lebih kepada kerjaan manual yaitu pengajuan SK pensiun janda, duda, yatim piatu," jelasnya.
(rob/mij)
Saksikan video di bawah ini:
Video: Harga Emas Makin Berkilau, Saham Emitennya Ikut Melambung?
Next Article Soal Dana Pensiun Tambahan, OJK Serahkan ke Aturan Pemerintah