Stikom Bandung Batalkan 233 Ijazah, Ini Penjelasannya

Sedang Trending 3 minggu yang lalu
ARTICLE AD BOX

Liputan6.com, Jakarta - Sekolah Tinggi Ilmu Komunikasi (Stikom) Bandung membatalkan sebanyak 233 ijazah kelulusan mahasiswa lewat Surat Keputusan Ketua Stikom Bandung nomor surat 481/ Skep-0/ E/ Stikom XII/ 2024 tentang Pembatalan Lulusan Sekolah Tinggi Ilmu Komunikasi Bandung Periode 2018-2023. Para alumni pun berpotensi kuliah kembali dalam rangka perbaikan.

Ketua Stikom Bandung Dedy Djamaluddin Malik menyampaikan, ada permasalahan di kampusnya usai Tim Evaluasi Kerja Akademik (EKA) Kemenristek Dikti melakukan monitoring kinerja periode 2018-2023.

“Nah ketika di Stikom itu ditemukan hal yang menarik. Yaitu pertama, ada perbedaan nilai antara di information kami, di SIMAS dengan di information Dikti. Misalnya di kita 149, kemudian di sana itu 139, misalnya gitu. Itu ternyata ditemukan beberapa kali,” tutur Dedy kepada Liputan6.com, Kamis (16/1/2025).

Kemudian, temuan lainnya yakni tidak seluruh Penomoran Ijazah Nasional (PIN) ditemukan di Stikom Bandung. Tidak ketinggalan, urusan isi skripsi mahasiswa yang masuk radar tes plagiasi.

“Skripsi itu kan kita baru pembimbing utama dan pembimbing ke satu, dua pembimbing. Kemudian setelah sidang dibuat itu fakta integritas bahwa skripsi ini ditulis tanpa plagiasi lah, kira-kira gitu. Nah, kata tim itu kan sekarang sudah diberlakukan itu tes plagiasi namanya Turnitin, jadi itu harus dites gitu. Nah, itu terkait dengan pembatalan,” ujar dia.

Menurut peraturan, setiap kampus memiliki tingkat toleransi dalam tes plagiasi. Jika suatu kampus menetapkan batas 40 persen, maka apabila terdeteksi mencapai lebih dari angka itu wajib diperbaiki.

“Demikian juga misalnya kalau SKS-nya ada yang kurang, itu harus diperbaiki. Misalnya kalau betul information di kita dengan di mahasiswa, di alumni itu clear gitu bahwa ada kekurangan, itu harus diambil lagi. Tapi kekurangannya itu bukan seluruhnya awal semester sampai 8 semester dia kuliah lagi, enggak,” ungkapnya.

“Seperti tadi misalnya 139, kalau (harus) 144 berarti kan cuma 5 SKS. Nah, dua mata kuliah lah, satu 3 SKS, satu 2 SKS, kan kira-kira gitu perbaikannya,” lanjutnya.

Selengkapnya