Sosok Hambali, Dalang Bom Bali Yang Mau Dipulangkan Ri Dari Penjara As

Sedang Trending 2 minggu yang lalu
ARTICLE AD BOX

Jakarta, CNN Indonesia --

Pemerintah membuka peluang rencana pemulangan narapidana Hambali, mantan pentolan Jemaah Islamiyah (JI) sekaligus dalang serangan Bom Bali ke Indonesia.

Menteri Koordinator Bidang Hukum, HAM, Imigrasi dan Pemasyarakatan Yusril Ihza Mahendra mengatakan saat ini pemerintah masih mempelajari rencana pemulangan Hambali.

Yusril menegaskan rencana pemulangan Hambali dari penjara militer milik Amerika Serikat yakni Guantanamo yang ada di Kuba tidak mempunyai tenggat waktu yang spesifik.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ia menjelaskan rencana tersebut dilakukan sebagai bentuk bantuan dan perlindungan dari pemerintah terhadap WNI yang memiliki masalah di luar negeri. Sebab, Hambali sudah ditahan dalam waktu yang lama tanpa menjalani proses persidangan.

"Concern kita adalah kita harus memberikan bantuan dan perlindungan kepada setiap warga negara Indonesia di luar negeri, walaupun kita berbeda pandangan, walaupun yang bersangkutan itu melakukan kejahatan di luar negeri," ujarnya kepada wartawan, Selasa (21/1).

Hambali yang memiliki nama asli Nurjamah othername Encep bin Isamudin lahir di Cianjur, Jawa Barat, pada 4 April 1964. Anak kedua dari 12 bersaudara itu memutuskan pergi ke Malaysia secara ilegal pada tahun 1982 setelah lulus SMA.

Merujuk pelbagai sumber, ketika berada di Malaysia itulah Hambali kemudian berkenalan dengan Abdullah Sungkar yang saat itu masih sebagai tokoh Negara Islam Indonesia (NII).

Pasca perkenalan itu, ia kemudian tercatat menjadi salah satu kombatan yang pergi ke Afghanistan pada tahun 1986 untuk mengikuti pelatihan militer dan berperang melawan Soviet.

Selama dua tahun, Hambali disebut mendapat pelajaran dan pengalaman dasar militer, seperti strategi komunikasi, penyediaan logistik, intelijen dan hal-hal teknis di medan tempur.

Pada tahun 1993, Hambali bersama Abdullah Sungkar kemudian merumuskan pembentukan kelompok JI. Hambali juga dipercaya menjadi pemimpin JI untuk wilayah Malaysia, Singapura dan Thailand Selatan.

Tak hanya itu, Hambali juga menjadi perwakilan JI yang pergi ke Afghanistan sebagai penghubung dengan Al-Qaeda pimpinan Osama Bin Laden serta kelompok Taliban.

Sebagai penghubung antara JI dan Al-Qaeda, Hambali diberikan kepercayaan untuk menyebarkan fatwa yang dikeluarkan Osama bin Laden. Fatwa 89 itu berisikan seruan untuk menyerang Amerika Serikat dan sekutunya.

Fatwa itulah yang kemudian dijadikan Hambali sebagai dasar aksi teror ketika memimpin JI di Indonesia selepas kepengurusan Sungkar.

Aksi teror bom rumah Duta Besar Filipina di Jakarta, pada 1 Agustus 2000 disebut menjadi serangan pertama yang didanai oleh Hambali. Ia kemudian disebut terlibat dalam aksi teror bom di Atrium Senen pada 2001.

Hambali kemudian turut terlibat sebagai otak atau aktor intelektual dari aksi teror Bom Bali pada tahun 2002. Tak berhenti di situ, mantan Wakil Kepala BIN Asad Said Ali menyebut Hambali juga terlibat dalam aksi teror Bom Mariot di 2003.

Kemudian aksi teror Bom Kantor Kedubes Australia Tahun 2004, selanjutnya Bom Bali 2 pada 2005 serta terakhir Bom Hotel Marriot dan Ritz Carlton pada 2009.

Kendati demikian, Hambali berhasil ditangkap di Thailand dalam operasi gabungan CIA, pada 14 Agustus 2003 saat sedang dalam pelarian. Ia kemudian beberapa kali ditempatkan di penjara rahasia milik CIA, sebelum akhirnya dipindahkan ke Guantanamo pada September 2006.

(tfq/isn)

[Gambas:Video CNN]

Selengkapnya