Netanyahu Sebut Negara Palestina Bisa Berdiri Di Wilayah Arab Saudi

Sedang Trending 2 jam yang lalu
ARTICLE AD BOX

Jakarta, CNBC Indonesia - Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menyatakan bahwa Arab Saudi memiliki cukup lahan untuk menyediakan wilayah bagi berdirinya negara Palestina. Pernyataan ini disampaikan Netanyahu dalam wawancara dengan Channel 14 pada Kamis (6/2/2025), menanggapi pertanyaan tentang normalisasi hubungan antara Israel dan Arab Saudi.

"Arab Saudi bisa menciptakan negara Palestina di wilayah mereka; mereka memiliki banyak lahan di sana," kata Netanyahu, sebagaimana dikutip dari The Jerusalem Post.

Ia menambahkan bahwa Israel tidak akan membuat kesepakatan yang membahayakan negaranya, terutama terkait pembentukan negara Palestina.

"Apalagi setelah peristiwa 7 Oktober? Tahukah Anda apa yang terjadi? Ada negara Palestina, namanya Gaza. Gaza, yang dipimpin Hamas, adalah negara Palestina, dan lihat apa yang kami dapatkan - pembantaian terbesar sejak Holocaust," tegas Netanyahu.

Pernyataan ini disampaikan selama kunjungan Netanyahu ke Washington, yang dimulai dengan konferensi pers bersama Presiden Amerika Serikat Donald Trump. Dalam konferensi tersebut, Trump mengumumkan rencananya untuk mengambil alih kendali atas Jalur Gaza.

Netanyahu dan Trump juga membahas potensi normalisasi hubungan antara Israel dan Arab Saudi.

"Saya pikir perdamaian antara Israel dan Arab Saudi bukan hanya mungkin, tapi akan terjadi," ujar Netanyahu.

Namun, tak lama setelah konferensi pers, Kementerian Luar Negeri Arab Saudi menegaskan bahwa mereka tidak akan membahas hubungan dengan Israel tanpa pembentukan negara Palestina.

Sebelumnya, pejabat Israel yang tidak disebutkan namanya mengatakan kepada The Jerusalem Post bahwa mereka khawatir Netanyahu bersedia mengakhiri perang di Gaza dan menunda aneksasi Tepi Barat untuk memajukan kesepakatan normalisasi dengan Arab Saudi.

Para pejabat tersebut menyatakan kekhawatiran bahwa Netanyahu akan menggunakan penundaan aneksasi sebagai kompromi untuk membujuk Riyadh agar tidak menuntut jalan menuju pembentukan negara Palestina.

Netanyahu sendiri belum memberikan tanggapan langsung terkait kekhawatiran ini. Namun, pernyataannya dalam wawancara dengan Channel 14 menunjukkan bahwa ia tetap berfokus pada keamanan Israel dan menolak pembentukan negara Palestina yang dianggapnya dapat membahayakan negaranya.

Respons Arab Saudi

Arab Saudi, melalui pernyataan resmi Kementerian Luar Negeri, menegaskan bahwa mereka tidak akan berkompromi dalam hal pembentukan negara Palestina.

"Tidak akan ada normalisasi hubungan dengan Israel tanpa solusi dua negara yang adil dan komprehensif bagi rakyat Palestina," bunyi pernyataan tersebut.

Pernyataan ini sejalan dengan posisi Arab Saudi selama ini, yang selalu mendukung kemerdekaan Palestina dengan batas-batas yang jelas berdasarkan kesepakatan internasional. Riyadh juga menekankan pentingnya solusi dua negara sebagai satu-satunya jalan menuju perdamaian di Timur Tengah.


(luc/luc)

Saksikan video di bawah ini:

Video: Rusia Girang Trump Tutup USAID

Next Article Waspada Guncangan Rudal Iran ke Israel, Rupiah Rawan Melemah!

Selengkapnya