ARTICLE AD BOX
Jakarta, CNN Indonesia --
Mendikdasmen RI Abdul Mu'ti berharap urusan soal wacana penghapusan sistem zonasi rampung sebelum Hari Raya Idulfitri 2025.
Ia mengaku telah menyampaikan itu ke Presiden RI Prabowo Subianto dan didelegasikan ke Mensesneg Prasetyo Hadi.
"Kalau bisa dalam minggu-minggu ini sudah ada waktu dekat. Karena sekarang kan sekolah-sekolah sudah banyak yang buka spanduk di mana-mana, kan?" kata Mu'ti di Istana Kepresidenan, Jakarta, Rabu (22/1).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Mu'ti mengatakan jika hal itu tak diputuskan secepatnya, maka secara teknis, konsolidasi dan koordinasi serta sosialisasinya akan mengalami kesulitan.
"Karena ini kan berkait dengan kebijakan-kebijakan di pemerintah daerah, kemudian kesiapan sekolah, juga pemahaman masyarakat mengenai konsep penerimaan murid baru ini, gitu," ujar dia.
Mu'ti menyatakan perihal zonasi ini menjadi prioritas untuk dirampungkan lebih dulu ketimbang wacana penghapusan istilah 'ujian'.
"Karena itu kan memang relatif secara waktu, masih cukup panjang. Kita baru nanti akan rencananya menyelenggarakan untuk kelas 12 itu di November 2025, sedangkan untuk kelas 9 dan kelas 6 itu Maret sampai Mei 2026," ucapnya.
Sebelumnya, Mu'ti menyatakan pemerintah akan menghapus istilah 'ujian' dan 'zonasi' pada jenjang pendidikan dasar dan menengah dan diganti dengan mekanisme lain. Namun, ia masih enggan membocorkan. Mu'ti meminta seluruh pihak menunggu.
Rencananya, sistem penerimaan peserta didik baru (PPDB) itu akan ditetapkan dalam rapat kabinet yang akan digelar Rabu (22/1) hari ini.
"Insya Allah besok ada rapat kabinet yang mudah-mudahan agendanya adalah penetapan mengenai sistem itu," kata Mu'ti saat ditemui di Jakarta, Selasa (21/1).
Begitu pula dengan UN sistem baru. Namun, Mu'ti mengatakan, sistem itu baru akan diteruskan untuk tingkat SMA sederajat. Untuk jenjang lain akan menyusul di tahun berikutnya.
"Sudah sejak lama kan memang ujian tidak menjadi penentu kelulusan, tetapi ada makna dengan adanya evaluasi itu," ujar Mu'ti.
"Namanya apa? Nanti tunggu saja, yang jelas tidak ada kata-kata ujian dalam (format) yang baru itu," ucapnya.
(mnf/isn)
[Gambas:Video CNN]