Kemenangan Indonesia Di Sengketa Wto, Pakar: Buka Keran Ekspor Kelapa Sawit Jadi Lebih Besar

Sedang Trending 2 minggu yang lalu
ARTICLE AD BOX

Liputan6.com, Jakarta - Kemenangan Indonesia dalam gugatan sengketa dagang terkait diskriminasi Uni Europa terhadap kelapa sawit diapresiasi pakar ekonomi.

Hal ini sekaligus membuka keran ekonomi yang lebih besar bagi Indonesia dalam mengekspor kelapa sawit dan biodiesel berbasis minyak kelapa sawit (CPO).

Pakar Ekonomi dari Universitas Airlangga Surabaya, Gigih Prihantono mengatakan kemenangan ini menjadi momentum penting bagi Indonesia yang sejak lama berjuang melawan berbagai kebijakan yang tidak adil dari Uni Europa, apalagi menyangkut kelapa sawit yang notabene merupakan salah satu komoditas unggulan RI.

"Saya pikir itu sebuah kemenangan yang luar biasa apalagi ini di bawah Menko Airlangga yang memang sudah memperjuangkannya sejak lama terkait dengan pertarungan kelapa sawit di World Trade Organization (WTO). Dan Indonesia kembali menunjukkan pengaruhnya di dunia internasional melalui kemenangan dalam sengketa kelapa sawit ini," kata Gigih Prihantono saat diwawancara, Sabtu, 18 Januari 2025.

Gigih menjelaskan, selama ini adanya diskriminasi terhadap kelapa sawit yang dianggap sebagai tanaman beresiko tinggi telah menghambat kegiatan pengeksporan ke pasar Eropa, padahal pasar Eropa cukup tinggi peminatnya karena mereka sudah beralih ke Renewable Energy Directive.

"Saya justru melihat sengketa ini bukan hanya persoalan lingkungan, melainkan medan pertempuran dagang yang sengit negara-negara berkembang dengan Uni Eropa. Termasuk kita juga harus lebih tegas untuk masalah isu deforestasi yang juga masih disengketakan di WTO," ujar dia.

Menurutnya, kemenangan Indonesia di WTO menjadi simbol penting bahwa negara berkembang bisa melawan diskriminasi dagang, namun ini baru langkah awal. 

Pemerintah dinilai perlu terus memperkuat diplomasi, hilirisasi industri, dan dukungan kepada petani, hingga bisa mengubah narasi world tentang minyak sawit.

"Termasuk mempercepat sertifikasi Roundtable connected Sustainable Palm Oil (RSPO) dan Indonesian Suistanble Palm Oil (ISPO), meningkatkan konsumsi domestik, serta memastikan dukungan penuh kepada petani kecil agar bisa menjaga daya saing minyak sawit Indonesia di pasar global," ujar Gigih.

Kebijakan larangan ekspor minyak kelapa sawit mentah berikut produk turunannya sejak 28 April mengundang berbagai respons dari pelaku industri dan analis. Sebagian pihak menyayangkan kebijakan pemerintah Indonesia yang justru memperburuk pasokan miny...

Selengkapnya