ARTICLE AD BOX
Liputan6.com, Jakarta - Pengamat kebijakan publik, Agus Pambagio, mengatakan kecelakaan gerbang tol Ciawi, tidak bisa hanya menyalahkan satu pihak saja seperti sopir truk yang mengalami rem blong yang kemudian menabrak semua mobil yang antre di pintu tol.
Menurutnya, semua pihak, baik itu Kementerian Perhubungan, Kementerian PUPR, Korlantas, dan pihak Jasa Raharja serta dan para pengemudi kendaraan harus bertanggung jawab atas terjadinya peristiwa tersebut.
“Terjadinya korban yang sangat banyak seperti yang terjadi pada kecelakaan di pintu tol Ciawi ini bisa saja dihindari jika semua pihak mematuhi regulasi yang ada,” ujarnya, Selasa (5/2/2025).
Karena, di balik terjadinya rem blong truk yang dikendarai sopir truk, menurut Agus, korban kecelakaan menjadi lebih banyak karena terjadinya antrean kendaraan di pintu tolnya yang disebabkan kartu salah satu pengendara tidak bisa digunakan.
Karenanya, dia mengingatkan para pengendara agar memeriksa terlebih dulu kartu e-Toll-nya sebelum berkendara mengingat tidak ada lagi petugas yang menjaga pintu tolnya.
“Harus dari kesadaran kita juga, bahwa kita sudah harus siapkan dana yang cukup segala macam buat lewat tol,” katanya.
Selain itu, kecelakaan yang terjadi itu juga disebabkan masalah regulatornya yang tidak bekerja dengan baik. Menurutnya, ini menyebabkan banyak pihak yang tidak menaati semua peraturan dan menyebabkan banyak terjadinya kecelakaan.
Dia mencontohkan penggunaan kamera Electronic Traffic Law Enforcement (ETLE), yaitu kamera yang digunakan untuk menangkap pelanggaran lalu lintas di jalan tol yang hingga kini tidak ada kabarnya lagi. Begitu juga dengan penggunaan On Board Unit OBU) untuk membaca perjalanan kendaraan saat melewati gerbang tol, yang tiba-tiba dihentikan Kementerian PUPR dan menggantinya dengan sistem Multi Lane Free Flow (MLFF) yang menggunakan teknologi Global Navigation Satelit System (GNSS) dari Hongaria.
“Tapi, sampai sekarang urusannya ini juga tidak jelas. Jadi mau bagaimana mengurangi kecelakaan di jalan tol?” ucapnya.