Gus Yahya Di Sarasehan Ulama: Lebih Separuh Orang Indonesia Adalah Nu

Sedang Trending 20 jam yang lalu
ARTICLE AD BOX

CNN Indonesia

Rabu, 05 Feb 2025 09:30 WIB

Ketum PBNU mengklaim dari 10 orang di jalanan, kalau ditanya maka yang lima adalah warga NU. Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Yahya Cholil Staquf. (ANTARA FOTO/MUHAMMAD RAMDAN)

Jakarta, CNN Indonesia --

Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Yahya Cholil Staquf atau Gus Yahya mengatakan lebih dari separuh orang Indonesia saat ini merupakan warga Nahdlatul Ulama (NU).

Dia mengklaim hal tersebut didapatkannya berdasarkan hasil survevi, namun tak dijelaskan siapa yang menyurveinya dan kapan waktunya.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Ya berdasarkan survei ini lebih separuh Indonesia ini NU. Kalau kita tangkap orang di jalan 10 orang, yang 5 itu NU," kata Gus Yahya di Sarasehan Ulama NU, Hotel Sultan, Jakarta, Selasa (4/2).

Gus Yahya mengatakan NU kini telah berkembang sebagai satu lingkungan budaya yang amat luas. Ia pun bercerita sering kali bertemu dengan orang NU saat sedang berjalan-jalan sendirian.

"Kalau ada menteri datang itu rasanya kok NU semua gitu. Ya tadi saya bilang Pak Mu'ti [Mendikdasmen Abdul Mu'ti yang juga Sekum PP Muhammadiyah] ini, karena enggak tega sama Pak Haedar [Ketum PP Muhammadiyah Haedar Nashir] saja," canda Gus Yahya.

NU dukung pemerintah

Pada kesempatan itu, Gus Yahya mengatakan NU mendukung pemerintah menghadirkan kebaikan kepada masyarakat lantaran NU memiliki nilai dasar sebagai pengabdi dan pelayan masyarakat.

"Nahdlatul Ulama jelas, memiliki nilai dasar untuk mengabdi, melayani, berbakti kepada masyarakat, berbakti kepada rakyat. Nahdlatul Ulama lahir karena didorong oleh keinginan untuk berupaya menghadirkan maslahat bagi masyarakat, bagi rakyat," kata dia.

Gus Yahya menegaskan NU berprinsip tak boleh melibatkan diri dalam kompetisi kekuasaan. Baginya, NU harus mendudukkan diri di tengah konstruksi negara bangsa.

"Dalam berbagai kesempatan kami menyampaikan NU tidak boleh terlibat atau melibatkan diri dalam entitas kolektif dalam kompetisi kekuasaan dalam politik kita," lanjut Gus Yahya.

Gus Yahya berpendapat, lingkungan budaya NU yang begitu luas di Indonesia tidak boleh dibiarkan berkembang menjadi identitas politik. Karenanya, hal demikian akan berbahaya bagi kelangsungan bangsa dan negara.

"Nahdlatul Ulama tidak boleh dibiarkan tumbuh apalagi sengaja didorong untuk berkonsolidasi sebagai identitas politik, tidak boleh," tegas Gus Yahya. 

(rzr/kid)

[Gambas:Video CNN]

Selengkapnya