ARTICLE AD BOX
CNN Indonesia
Selasa, 14 Jan 2025 10:46 WIB
Medan, CNN Indonesia --
Guru yang menghukum siswa SD Yayasan Abdi Sukma Medan duduk di lantai karena belum membayar uang SPP (Sumbangan Pembinaan Pendidikan) selama tiga bulan mendapat sanksi dirumahkan.
"Kami sudah merumahkan. Jadi dari Sabtu kemarin saya sudah bilang 'ibu tidak boleh datang ke sekolah karena ibu sudah melakukan kesalahan'," kata Ketua Yayasan Abdi Sukma Medan, Ahmad Parlindungan, Selasa (14/1).
Ahmad Parlindungan menyebutkan guru tersebut dirumahkan hingga situasi kondusif. Saat ini pihak yayasan masih menunggu kebijakan dari Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Medan untuk menentukan langkah selanjutnya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kami minta untuk menenangkan diri. Jadi dari yayasan kami sudah jelas menskorsing ini. Dan dari Dinas Pendidikan kami menunggu apa langkah berikutnya yang harus kami lakukan," urainya.
Selain itu, Ahmad Parlindungan juga meminta masyarakat agar tidak mengucilkan sekolah tersebut. Apalagi kehadiran sekolah tersebut memang untuk membantu anak-anak yang kurang mampu.
"Jadi saya mohon kepada masyarakat karena ini sudah viral seluruh Indonesia mohon jangan kami dinyatakan sebagai sekolah yang tidak benar. Saya mohon, ini adalah sekolah amal sekolah wakaf untuk membantu anak anak yang tidak mampu.
Video seorang siswa Sekolah Dasar (SD) Yayasan Abdi Sukma di Kota Medan, Sumatera Utara (Sumut) berinisial MI dihukum mengikuti pembelajaran dengan duduk di lantai karena menunggak pembayaran SPP (Sumbangan Pembinaan Pendidikan) viral di media sosial.
Dalam video yang beredar, AM yang tak lain ibu dari MI mendatangi guru SD Yayasan Abdi Sukma. Dia mempertanyakan sikap guru yang mengasingkan anaknya dengan cara duduk di lantai hanya gara gara belum membayar uang SPP. Akibat diasingkan, anaknya malu masuk sekolah.
(fnr/isn)
[Gambas:Video CNN]