ARTICLE AD BOX
Jakarta, CNN Indonesia --
Speedboat Basarnas Ternate meledak di Perairan Gita, Kota Tidore Kepulauan, Provinsi Maluku Utara pada Minggu (2/2) malam.
Kepala Basarnas Ternate Iwan Ramdani mengatakan peristiwa bermula saat pihaknya mendapat informasi ada dua nelayan yang mengalami mati mesin di Perairan Gita.
Menindaklanjuti informasi itu, Basarnas kemudian memberangkatkan tim berjumlah 11 orang. Tim itu berangkat menggunakan Rigif Inflatable Boat (RIB) 04 yang terdiri dari tujuh orang anggota Basarnas, tiga anggota Ditpolairud Polda Malut, dan satu orang jurnalis.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Pada saat perjalanan, kurang lebih 15-20 menit lagi sampai di lokasi nelayan yang mengalami mati mesin itu. Tiba-tiba RIB kami terjadi ledakan, hampir seluruh penumpang di atasnya terlempar ke air," kata Iwan saat dihubungi, Senin (3/2).
Saat kejadian, Kasiops Basarnas Ternate yang ada di atas kapal langsung berenang kembali ke RIB usai terjadi ledakan.
Setiba di RIB, yang bersangkutan langsung melaporkan ihwal peristiwa ledakan tersebut ke kepala kantor.
"Terus dari kepala kantor langsung menggerakkan kapal kami Kensar 237 Pandu Dewanata menuju lokasi untuk melakukan pertolongan," ucap Iwan.
"Dan kita juga berkoordinasi dengan Polair, Polda Malut, Kasiop Ternate, yang terdekat di sana KUPP Kelas 3 Sofifi terus dari Polair mereka juga menggerakkan satu vessel tender, terus dari KUPP Kelas 3 Sofifi menggerakkan satu kapal patroli juga menuju lokasi," imbuhnya.
Dalam proses evakuasi, tim berhasil mengevakuasi 10 orang, delapan di antaranya selamat dan dua lainnya meninggal dunia.
Setelah dievakuasi, para korban langsung dibawa ke pelabuhan terdekat yakni Pelabuhan Gita. Namun, setiba di sana, satu orang yang sempat selamat dinyatakan meninggal dunia.
"Jadi tujuh orang selamat, tiga orang meninggal dunia, terus satu orang masih dalam pencarian," kata Iwan.
Tiga korban tewas yakni anggota Ditpolairud Polda Malut Bharatu Mardi Hadji, anggota Basarnas Fadli M Malagapi dan M Riski Esa.
Sementara satu korban masih dilaporkan hilang adalah Sahril Helmi jurnalis Metro Tv. Hingga saat ini, Jurnalis Metrotv Sahril Helmi masih dalam pencarian.
Adapun korban yang selamat berjumlah tujuh orang masing-masing Kasi Ops Basarnas M Syahran Laturua, Ryan Azur Ali (PNS SAR Kota Ternate), Hamja Djirun (PNS SAR Kota Ternate), Darmanto rauf (PNS SAR Kota Ternate), Maretang (PNS SAR Kota Ternate), Bripka Irwan Idris (anggota Dit Polairud Polda Malut), dan Bripda Putra Nusantara Ruslan (anggota Dit Polairud).
Disampaikan Iwan, saat ini pihaknya masih terus melakukan pencarian terhadap satu jurnalis tersebut. Pencarian dilakukan dengan pertimbangan arah angin dan arus.
"Kita pencarian itu menyusur ke selatan, dari lokasi itu radiusnya tadi saya konfirmasi ke KUPP sekitar 7-10 nautical mile ke arah selatan," ujarnya.
Sebelumnya, Kepala Basarnas Marsekal Madya TNI Kusworo memerintahkan investigasi peristiwa meledaknya speedboat tersebut.
"Tim investigasi Basarnas Pusat rencananya siang ini akan diberangkatkan ke Ternate," kata Kusworo di Jakarta, Senin.
Kata dia, investigasi ini tidak hanya untuk menyelidiki penyebab meledaknya kapal cepat RIB 04 Kantor SAR Ternate hingga menelan korban jiwa, tetapi juga untuk mengevaluasi secara menyeluruh pelaksanaan operasi SAR, sehingga hal serupa jangan sampai berulang kembali di kemudian hari.
"Operasi SAR-nya apakan sudah sesuai dengan SOP (Standar Operasional Prosedur), kompetensi rescuer, kondisi kesiapan alutsista seperti kapal, pesawat, helikopter. dan peralatan lainnya di Ternate," ujarnya.
(dis/isn)
[Gambas:Video CNN]