ARTICLE AD BOX
Liputan6.com, Jakarta - Kebijakan swasembada pangan yang dicanangkan pemerintahan Prabowo-Gibran dinilai realistis dan dapat dicapai dalam waktu yang relatif singkat.
Langkah ini mendapatkan dukungan dari berbagai pihak, termasuk pengamat dan pejabat pemerintah yang menilai strategi tersebut sebagai solusi strategis dalam mewujudkan ketahanan pangan nasional.
Wakil Menteri Pertanian (Wamentan) Sudaryono menegaskan bahwa pemerintah saat ini tengah bekerja keras untuk memastikan ketersediaan komoditas pangan utama Indonesia dapat dipenuhi dari dalam negeri tanpa bergantung pada impor.
Upaya ini, menurutnya, bukan hanya berfokus pada beras sebagai bahan pokok utama, tetapi juga mencakup berbagai komoditas lainnya.
“Swasembada pangan bukan hanya tentang beras, tapi juga komoditas lain. Kita mulai dengan beras sebagai bahan pokok utama. Dalam sektor pertanian, kita pastikan semua komponen seperti pupuk, penyuluh, irigasi, dan benih sudah beres,” ujar Sudaryono.
Ia menambahkan bahwa pemerintah telah mengimplementasikan berbagai kebijakan strategis untuk mewujudkan kedaulatan pangan.
Kebijakan tersebut mencakup peningkatan distribusi pupuk, penyediaan benih gratis, serta penyaluran alat dan mesin pertanian (alsintan) secara merata ke seluruh wilayah Indonesia.
“Setelah mencapai swasembada, kita ingin menjadi eksportir dan lumbung pangan, tidak hanya untuk kebutuhan rakyat Indonesia, tetapi juga bagi dunia. Dengan potensi besar dari segi penduduk, geografis, dan geopolitik, Indonesia harus menjadi pusat pangan dunia,” lanjut Sudaryono optimistis.
Pemerintah menargetkan inflasi di kisaran 2,5 persen. Sejumlah strategi pun dipersiapkan untuk mencapai target, salah satunya, stabilitas harga pangan.