Wakil Ketua Komisi Iv Dpr: Sawah Bapokok Murah Hemat Biaya Produksi

Sedang Trending 6 hari yang lalu
ARTICLE AD BOX

Jakarta, CNN Indonesia --

Wakil Ketua Komisi IV DPR RI, Alex Indra Lukman, menemukan fakta bahwa teknik "Sawah Bapokok Murah" atau Bertanam Padi dengan Modal Murah mampu menghemat biaya produksi petani hingga 50 persen dibandingkan dengan sistem konvensional.

"Rendahnya biaya dalam proses produksi, tentunya akan lebih menjanjikan pendapatan yang lebih besar. Terlebih, hasil panen juga meningkat dengan teknik "sawah bapokok murah" ini," kata Alex dalam keterangan resmi di Padang, Kamis (30/1).

Alex mengatakan, mengetahui teknik ini saat berdialog dengan Kelompok Tani Bukik Baeh, Kampung Rumah Gadang, Nagari Sungai Gayo Lumpo, Kecamatan V Jurai, Kabupaten Pesisir Selatan, Sumatera Barat, Selasa (28/1) lalu.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menurutnya, metode ini harus menjadi programme prioritas Kementerian Pertanian karena berkontribusi pada intensifikasi lahan dalam kerangka terwujudnya swasembada pangan yang jadi skala prioritas Asta Cita Presiden Prabowo Subianto.

Alex melanjutkan, bersarkan temuan di lapangan metode pertanian ini juga meningkatkan produksi sebesar 50 persen dari biasanya yang hanya 4 hingga 5 ton per hektar.

"Dengan teknik 'sawah bapokok murah' ini, produksi bisa mencapai angka 7 hingga 8 ton per hektare," ujar Alex yang juga Ketua PDI Perjuangan Sumatera Barat itu.

Pernyataan Alex diamini oleh pembina Kelompok Tani Bukik Baeh, Ir Djoni yang juga penemu teknik sawah bapokok murah.

"Dengan mengaplikasikan teknik ini, petani tidak perlu lagi mengeluarkan biaya untuk pengolahan tanah," jelasnya.

Selain itu, motode ini memungkinkan penggunaan pupuk kimia semakin sedikit. Hal itu karena unsur hara telah dihasilkan dari jerami yang dilapukan pada hamparan sawah itu.

"Bila dinominalkan, biaya produksinya lebih murah 50 persen dari pada sawah konvensional," ungkap Djoni.

Diketahui, Petani Nagari Sungai Gayo Lumpo ini, telah berpengalaman dalam bersawah dengan metode Mulsa Tanpa Olah Tanah (MTOT).

Program yang juga dikenal sebagai bagian dari Udara Bersih Indonesia (UBI) ini menawarkan cara bertani padi tanpa membakar jerami dan tanpa olah tanah intensif, namun tetap menghasilkan panen padi yang melimpah.

Tingginya komitmen pelestarian lingkungan petani di lokasi ini, Nagari Sungai Gayo Lumpo ini kemudian ditetapkan sebagai Kampung Proklim atau Program Komunitas Untuk Iklim, Kolaborasi dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK).

Sebelumnya, sawah bapokok murah ini juga telah dikenalkan Alex Indra Lukman saat Rapat Dengar Pendapat Umum (RDP) dengan Menteri Pertanian dan jajaran tanggal 6 Desember 2024 lalu.

Asta Cita Presiden Prabowo yang didukung dengan pola sawah bapokok murah ini yakni memantapkan sistem pertahanan keamanan negara dan mendorong kemandirian bangsa melalui swasembada pangan, energi, air, ekonomi kreatif, ekonomi hijau, dan ekonomi biru.

(inh/inh)

Selengkapnya