ARTICLE AD BOX
Surabaya, CNN Indonesia --
Sebuah video yang memperlihatkan seorang guru menggebrak meja dan membentak para siswanya hingga menangis, viral di media sosial. Diketahui hal itu dilakukan oleh salah seorang pengajar di Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 1 Lamongan, Jawa Timur.
Kepala Sekolah MAN 1 Lamongan, Nur Endah Mahmudah membenarkan kejadian itu direkam dan terjadi di sekolahnya. Ia menuturkan peristiwa itu berlangsung pada 31 Januari 2025.
Aksi gebrak meja itu sendiri dipicu oleh protes para siswa yang mempertanyakan information eligible atau information siswa yang dinyatakan layak dan memenuhi syarat untuk mengikuti Seleksi Nasional Berbasis Prestasi (SNBP).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Para siswa mempertanyakan mengapa information itu tak diinput oleh sekolah ke sistem. Hal itu kemudian mengakibatkan 22 siswa di sekolah dan terancam tak bisa mengikuti kuliah jalur SNBP.
"Itu momen [salah satu guru] menyampaikan ke anak-anak, karena anak-anak tidak bisa mengikuti eligible (SNPB) kan, sehingga disampaikan, karena harus disampaikan ke anak-anak, enggak mungkin kita tutup, ohio ini tahu-tahu enggak ikut, ini kita juga transparan kita sampaikan ke anak-anak," kata Nur kepada awakmedia, Rabu (5/2).
Namun forum itu ternyata berjalan alot. Para siswa protes mengapa mereka tak bisa mendaftar SNPB. Sedangkan sang guru mengklaim hal itu disebabkan oleh kesalahan sistem. Akhirnya aksi gebrak meja pun terjadi.
"Tapi tadi itu namanya pertemuan berdiskusi la yang satu [pihak murid] memang sangat berharap untuk ini jawaban yang mungkin menurut dia belum, sehingga terjadi seperti [guru gebrak meja] itu," ucapnya.
Nur mengaku memahami hal itu. Menurutnya aksi gebrak meja itu terjadi karena miss komunikasi saja. Selain itu anak buahnya juga dianggap bertindak karena merasa begitu bertanggungjawab atas kesuksesan anak-anak didiknya.
"Tapi saya yakin ini hanya miss komunikasi, yang gebrak juga saya yakin enggak ada niatan seperti itu, saya yakin itu hanya karena saking tanggung jawabnya dia sebagai penanggung jawab untuk menyukseskan anak-anak. Sehingga muncul lah hal seperti ini," ucapnya.
Namun, Nur mengatakan dirinya sudah menegur si guru pelaku gebrak meja. Ia mengaku tak bisa membiarkan kekerasan kepada anak terjadi, apapun bentuknya.
"Memang harus sebagai pembelajaran, hal seperti itu memang tidak diperkenankan dalam dunia pendidikan, di manapun bullying itu harus kita hentikan, kekerasan dalam bentuk apapun walaupun yang hanya verbal juga harus kita hilangkan," ucapnya.
Nur juga mengingatkan kepada para siswanya untuk berhati-hati terhadap pelanggaran privasi seseorang dan ancaman Undang-Undang Informasi dan Transaksi Elektronik (UU ITE).
"Begitu juga anak-anak, kenapa jadi seperti itu, karena anak-anak ini Gen Z, apapun yang terjadi inginnya semua di-up, padahal apapun itu kan tidak bisa semua langsung di-up, karena harus ada privasi apalagi ada UU ITE. Makanya pembelajaran untuk anak-anak juga pembelajaran untuk pendidik harus sama-sama hati-hati," ucapnya.
Sementara soal puluhan siswa MAN 1 Lamongan yang terancam tak bisa mengikuti SNBP, ia meminta para muridnya itu untuk tenang. Nur menuturkan masih ada jalur lain agar anak-anak didiknya itu bisa berkuliah di universitas yang diinginkan.
"Kita sampaikan ke anak-anak, bahwa rezeki sampean tidak lewat jalur ini nak, nanti lewat jalur UTBK (Ujian Tulis Berbasis Komputer) ada SPAN (Seleksi Prestasi Akademik Nasional)," pungkasnya.
(frd/dal)
[Gambas:Video CNN]