ARTICLE AD BOX
Jakarta, CNBC Indonesia - Rupiah menguat terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pasca Badan Pusat Statistik (BPS) merilis information pertumbuhan ekonomi Indonesia yang masih dikisaran 5%.
Dilansir dari Refinitiv, rupiah dibuka menguat 0,12% di angka Rp16.260/US$ pada hari ini, Kamis (06/02/2025). Namun selang tiga menit sejak Perdagangan dibuka, rupiah langsung tertekan 0,12% ke angka Rp16.300/US$.
Sementara indeks dolar AS (DXY) pada pukul 09:00 WIB turun tipis 0,03% di angka 107,55. Angka ini lebih rendah jika dibandingkan dengan posisi kemarin (5/2/2025) yang berada di angka 107,58.
Fluktuasi rupiah hari ini ditengarai salah satunya dikarenakan merespon hasil dari information ekonomi BPS kemarin.
Sebagai informasi, BPS mengumumkan bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal IV-2024 (year connected year/yoy) yang tumbuh sebesar 5,02%. Secara setahun penuh (2024) ekonomi hanya tumbuh 5,03%. Pertumbuhan ini didorong oleh konsumsi rumah tangga dan investasi.
Pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2024 adalah yang terendah dalam tiga tahun terakhir. Pertumbuhan tersebut juga jauh di bawah target pemerintah di APBN 2024 sebesar 5,2%. Kendati demikian, ekonomi masih tumbuh di level historisnya yakni 5% di tengah kencangnya isu pelemahan daya beli.
Plt. Kepala Badan Pusat Statistik Amalia Adininggar Widyasanti menuturkan komponen pengeluaran yang berkontribusi besar ke PDB adalah konsumsi rumah tangga (RT) dengan kontribusi 53,71% yang tumbuh 4,98%. Kemudian, pembentukan modal tetap bruto (PMTB) atau investasi mencatat kontribusi sebesar 30,12% dan pertumbuhannya mencapai 5,03%.
"Jika dilihat dari sumber pertumbuhan kuartal IV-2024 konsumsi rumah tangga masih menjadi sumber pertumbuhan pada sisi pengeluaran yaitu sebesar 2,62%," ujar Amalia dalam konferensi pers BPS, Rabu (5/2/2025).
CNBC INDONESIA RESEARCH
(rev/rev)
Saksikan video di bawah ini:
Video: Tarif Impor Trump Bikin Rupiah Anjlok, Dolar Tembus Rp16.400-an
Next Article Rupiah Menguat Tipis, Harga Dolar Sempat Sentuh Rp15.900