Ratusan Siswa Terancam Tak Bisa Ikut Snbp, Smkn 2 Solo Janjikan Bimbel

Sedang Trending 10 jam yang lalu
ARTICLE AD BOX

Surakarta, CNN Indonesia --

SMK Negeri 2 Surakarta belum bisa memastikan nasib ratusan siswanya yang terancam gagal meneruskan ke pendidikan tinggi lewat jalur Seleksi Nasional Berbasis Prestasi (SNBP). Sebagai gantinya, pihak sekolah menjanjikan programme bimbingan belajar gratis.

Hal itu disepakati dalam pertemuan antara pihak sekolah dengan orang tua siswa yang digelar Rabu (5/2). Salah satu penginput Pangkalan Data Sekolah dan Siswa (PDSS) dari SMKN 2 Surakarta, Joko Widodo mengatakan sampai saat ini Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Tengah masih mengupayakan agar murid-murid SMKN 2 Surakarta bisa mengikuti pendaftaran dari jalur SNBP.

"Intinya kita masih menunggu hasil akhir yang diusahakan oleh Ibu kepala dinas. Itu jadi harapan akhir kita," kata Joko.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Jika upaya tersebut gagal, Joko menjanjikan pihak sekolah akan menawarkan solusi lain. Pihak sekolah akan memfasilitasi murid-murid untuk mendaftar melalui jalur Ujian Tulis Berbasis Komputer (UTBK).

"Tadi disepakati untuk alternatif yang kedua memang kita akan siapkan jalur UTBK atau jalur tes," kata Joko.

Pihak sekolah pun akan memberi fasilitas berupa bimbingan belajar (bimbel) untuk meningkatkan peluang mereka berhasil lolos UTBK.

"Salah satu pendampingan tadi disepakati orang tua dan siswa, kita akan mendatangkan mentor dari Bimbel," kata dia.

Pihak sekolah, lanjutnya, juga akan memfokuskan masa pembelajaran yang masih tersisa untuk persiapan UTBK.

"Karena waktunya tinggal dua bulan lagi, maka kita persiapkan dengan baik," kata dia.

Terancam Tak Ikut SNBP

Sebelumnya, ratusan siswa SMKN 2 Surakarta terancam tak bisa melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi karena sekolah gagal mengisi PDSS. Kegagalan disebabkan karena berbagai kendala.

"Intinya penyiapan siswa eligible [memenuhi syarat SNBP] termasuk di SMK 2 Surakarta memang terlalu lama," kata Joko.

Joko mengatakan SMKN 2 Surakarta mendapat kuota SNBP sebanyak 300 siswa. Namun setelah pihak sekolah menghimpun information siswa eligible, sejumlah siswa justru mengundurkan diri.

Pihak sekolah pun berusaha mencari pengganti untuk memaksimalkan kuota SNBP yang didapat. Akibatnya, pengisian PDSS terpaksa dilakukan mendekati penutupan karena harus menunggu information siswa pengganti.

"Kita coba cari penggantinya. Namun itu malah justru membuat waktu jadi mepet," kata Joko.

Kendala lain, dalam pengisian PDSS terdapat dua jurusan teknik mesin. Joko menerangkan hal itu sudah terjadi di tahun-tahun sebelumnya. Namun kali ini, salah satu jurusan teknik mesin tidak bisa diisi sama sekali.

"Di tahun ini, jurusan teknik mesin dobel itu ternyata yang satu tidak bisa diisi oleh siswa dari jurusan manapun," kata dia.

Selain itu, ia juga mendapati beberapa nomor induk siswa (NIS) yang tidak bisa terbaca di sistem.

"Jadi rentetannya banyak sekali," kata dia.

Dengan berbagai kendala tersebut, kata Joko, SMKN 2 Surakarta tidak bisa melakukan finalisasi information siswa. Mereka pun menghubungi Help Desk PDSS untuk mengatasi masalah tersebut.

Menurut Joko, pihak thief table bisa menghapus information yang sudah diinput oleh SMKN 2 Surakarta. Namun sekolah harus menginput ulang information tersebut.

"Karena itu satu-satunya jalan yang harus ditempuh, kita sudah tidak bisa apa-apa lagi, akhirnya kita hapus information siswa," kata dia.

Tim penginput PDSS dari SMKN 2 Surakarta pun mengisi ulang information PDSS. Namun mereka tidak bisa menyelesaikan input information karena tenggat waktu dari panitia sudah habis.

"Teknik mesin yang tadi kita hapus kita berburu [berpacu] dengan waktu untuk mengisi ulang information PDSS. Namun waktu tidak berpihak pada kami," kata dia.

Ketua Umum Tim Penanggung Jawab Panitia SNPMB 2025, Eduart Wolok menyebut dari hasil evaluasi PDSS terdapat 373 sekolah yang sudah melengkapi nilai siswa eligible namun belum melakukan finalisasi. Hal itu menyebabkan para siswa di sekolah tersebut tidak dapat mendaftar ke SNBP.

Panitia memberi waktu hingga pukul 15.00 WIB untuk sekolah untuk melakukan finalisasi.

Ditanya mengenai hal itu, Joko mengatakan termasuk dalam kriteria tersebut. Pasalnya, panitia SNPMB 2025 hanya memfasilitasi sekolah yang sudah menginput nilai siswanya. Sedangkan SMKN 2 Surakarta belum selesai menginput information siswa mereka.

"Dari edaran yang keluar kan hanya yang sudah lengkap nilainya, tinggal finalisasi," kata dia.

Pihaknya pun masih menunggu hasil koordinasi antara Kepala Dinas Pendidikan Jawa Tengah dengan Panitia SNPMB 2025.

"Sementara ini masih menunggu usaha dari Kadinas," kata dia.

(syd/ugo)

[Gambas:Video CNN]

Selengkapnya