Pj Gubernur: Anak-anak Di Ntt Butuh Mbg, Masih Banyak Stunting

Sedang Trending 3 minggu yang lalu
ARTICLE AD BOX

CNN Indonesia

Kamis, 16 Jan 2025 03:00 WIB

Pj Gubernur NTT mengatakan anak-anak di provinsi masih banyak yang menderita stunting. Selain itu juga warga NTT masih banyak yang mengalami kemiskinan ekstrem. Sejumlah siswa mengikuti programme Makan Bergizi Gratis di Kupang, NTT beberapa waktu lalu. (CNN Indonesia/Elly)

Kupang, CNN Indonesia --

Pj Gubernur Nusa Tenggara Timur (NTT) Andriko Noto Susanto mengatakan anak-anak di provinsi itu sangat membutuhkan makanan bergizi gratis (MBG).

Pasalnya, kata dia, anak-anak di NTT masih banyak yang menderita stunting dan juga warga NTT masih banyak yang mengalami kemiskinan dan kemiskinan ekstrem.

"(MBG) Ini sangat dibutuhkan di Provinsi Nusa Tenggara Timur, memberikan makan bergizi bagi anak-anak setiap hari," kata Andriko saat meninjau hari pertama pelaksanaan MBG di Kota Kupang awal pekan ini, Senin (13/1).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Yang ingin kita yakinkan adalah bahwa makan bergizi gratis ini dibutuhkan di NTT. NTT itu masih memiliki persoalan stunting yang cukup besar. NTT juga masih memiliki miskin dan miskin esktrim yang cukup besar," imbuhnya.

Menurut Andriko, pemberian makan bergizi gratis diharapkan mampu dilakukan dengan pola sinergi dan kolaborasi dari berbagai pihak sehingga dapat berjalan dengan baik untuk mengurangi masalah stunting dan kemiskinan ekstrim di NTT.

Dia menilai pemberian MBG juga bisa memberikan perputaran ekonomi dan dampak ekonomi yang baik bagi para petani dan peternak di NTT.

"Bahan baku untuk makan bergizi gratis ini diambil dari petani-petani lokal kita, seluruh paper dibeli dari petani dan peternak kita termasuk ikan, tahu dan sayuan, tidak ada yang diimpor," jelas Andriko.

Dia menyebut nilai ekonomi bagi warga lokal dari penyediaan makan bergizi gratis dalam satu tahun bisa lebih dari Rp8 triliun, yang mana itu lebih tinggi dari APBD NTT. Oleh karena itu, dia berharap programme Makan Bergizi Gratis itu juga bisa menggerakkan ekonomi kerakyatan di NTT.

"(Bahan makanan) Dibeli oleh Badan Gizi Nasional diberikan kepada anak-anak ini," kata Andriko.

Berdasarkan information dari Badan Gizi Nasional, jumlah Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) sebanyak 749. Dari 749 baru dua SPPG yang menyalurkan MBG bagi 19 sekolah dengan menyasar 6.378 murid sekolah.

Andriko menargetkan pada pertengahan 2025 ini seluruh SPPG di provinsi itu sudah bisa menyalurkan MBG bagi para siswa dan juga ibu hamil serta balita.

Menurut Tim Monitoring Badan Gizi Nasional untuk Indonesia Timur, Florencio Mario Vieira, standar untuk SPPG yang sudah bisa menyalurkan MBG sangat ketat. Selain harus sesuai standar BGN, setiap SPPG yang telah siap beroperasi juga akan divalidasi langsung oleh BGN. 

Hal itu agar menjaga kualitas gizi  makanan bagi para siswa, ibu hamil dan balita dalam programme Makan Bergizi Gratis itu.

Oleh karena itu, lanjut Mario, BGN tidak akan mengejar kuantitas tetapi lebih mengedepankan kualitas agar makanan yang dihasilkan untuk dikonsumsi benar-benar berkualitas.

(eli/kid)

[Gambas:Video CNN]

Selengkapnya