ARTICLE AD BOX
Liputan6.com, Jakarta Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI) mengajukan usulan untuk meningkatkan investasi sebagai upaya mendukung pembangunan infrastruktur agar dapat menyerap kapasitas produksi semen dalam negeri sekaligus membuka peluang lapangan kerja baru.
Anggota Komisi VII DPR, Novita Hardini menyoroti sektor semen hingga saat ini belum sepenuhnya terhubung dengan sistem hilirisasi, sehingga ekspor produk semen masih didominasi oleh bahan mentah. Oleh karena itu, inovasi strategis di sektor Industri Kimia, Farmasi, dan Tekstil (IKFT) menjadi sangat penting untuk mendukung pencapaian Astacita dengan target pertumbuhan ekonomi sebesar 8%.
“Saat ini, over kapasitas produksi semen sehingga menyebabkan penjualan semen dengan harga murah menjadi tantangan besar bagi industri ini. Tanpa hilirisasi yang jelas, kontribusi sektor semen terhadap pertumbuhan ekonomi menjadi tidak mampu berkembang, lantas bagaimana industri ini dapat berkontribusi dalam peningkatan PDB,” ujar Novita dalam keterangan tertulis di Jakarta, Kamis (23/1/2025).
Novita mengungkapkan bahwa tantangan menuju tercapainya astacita dengan pertumbuhan ekonomi 8% perlu dilakukan komitmen dan terobosan oleh Dirjen IKFT terkait bagaimana menumbuhkan sektor manufaktur yang berkelanjutan dan tidak prematur.
Dengan anggaran yang terbatas, ia menekankan perlunya alternatif pendanaan lain untuk mendukung programme pengembangan industri, pendidikan vokasi, dan pemberdayaan Industri Kecil Menengah (IKM), khususnya di daerah pemilihannya, sehingga mampu mendorong kualitas pertumbuhan manufaktur-manufaktur di daerah.