ARTICLE AD BOX
Jakarta, CNN Indonesia --
Anggota Komisi III Fraksi Gerindra Martin Daniel Tumbelaka mendesak Polda Jawa Tengah mengusut secara transparan kasus kematian warga Kota Semarang, Darso (43) yang diduga akibat dianiaya polisi.
"Saya meminta Polda Jawa Tengah mengusut kasus ini secara transparan, profesional, dan akuntabel," kata Martin dalam keterangan tertulis, Jakarta, Selasa (14/1).
Martin menjelaskan pengusutan kasus tersebut secara transparan penting untuk menjaga kepercayaan publik kepada kepolisian.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Terlebih, Ia menyinggung kasus ini diduga melibatkan enam anggota polisi Unit Gakkum Satlantas Polresta Yogyakarta dan menjadi sorotan publik.
Lebih lanjut, Ia berharap polisi mengusut kasus kematian itu secara objektif tanpa adanya intervensi dari pihak manapun.
"Saya berharap kasus ini dapat segera diselesaikan dengan adil dan terbuka demi keadilan bagi keluarga korban," ucap Martin.
"Saya percaya Polri akan bekerja profesional dalam menangani kasus ini, sebagaimana tugas utama mereka dalam memberikan rasa keadilan kepada masyarakat," sambungnya.
Sebelumnya, Kapolresta Yogyakarta mengatakan keenam polisi terduga pelaku penganiayaan itu masih bertugas hingga Senin (13/1).
Di sisi lain, Aditya telah mengungkap keenam anggotanya itu telah diperiksa oleh Bid Propam Polda DIY, Sabtu (11/1) lalu. Dari hasil pemeriksaan itu diperoleh kronologi pertemuan enam petugas dengan Darso.
Keenam anggota Unit Gakkum yang dipimpin Kanit Gakkum Satlantas Polresta Yogya disebut menemui Darso di kediamannya, Kota Semarang, Jawa Tengah, pada 21 September 2024 lalu.
Petugas hendak memberikan undangan klarifikasi perihal kejadian kecelakaan lalu lintas di Danurejan, Kota Yogyakarta yang disebut melibatkan Darso pada 12 Juli 2024 silam.
Adit menyebut, Darso mengalami sakit di bagian dada kiri saat hendak mengantar enam petugas ke tempat rental mobil tempat Darso meminjam kendaraan terlibat kecelakaan. Darso kemudian diantar ke RS Permata Medika, Ngaliyan, Semarang kala itu.
Sementara, dari keterangan Poniyem, istri Darso menyebut suaminya itu memang memiliki riwayat penyakit jantung dan sudah memasang ringing jantung di RSUP. Dr. Kariadi, Semarang, Jawa Tengah.
Pada tanggal 25 September 2024, Unit Gakkum mendapati informasi bahwa Darso masih dirawat di rumah sakit. Dua hari berselang atau pada 27 September siang, petugas mendapat kabar bahwa Darso sudah pulang dari Rumah Sakit Permata Medika.
Mengenai dugaan penganiayaan maupun klaim temuan luka lebam pada wajah sebagaimana disampaikan pihak keluarga, Adit menyampaikan hal ini jadi ranah penyelidikan Polda Jateng, tempat laporan kepolisian dugaan penganiayaan dibuat.
(mab/isn)
[Gambas:Video CNN]