ARTICLE AD BOX
Jakarta, CNN Indonesia --
Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi Khairul Munadi Kemendiktisaintek mengatakan kebijakan rotasi hingga mutasi terhadap Aparatur Sipil Negara (ASN) di kementeriannya dalam rangka memberikan pengalaman kerja (tour of duty).
Hal tersebut disampaikan Khairul merespons isu ASN Kemendiktisaintek diberhentikan sepihak dan mendadak oleh kementerian.
"Rotasi, promosi, dan mutasi ASN pada masa transisi Kementerian ini merupakan hal yang lumrah sebagai upaya penyegaran organisasi dan circuit of duty," kata Khairul dalam siaran pers, Senin (20/1).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Khairul menegaskan upaya rotasi hingga mutasi ASN saat masa transisi lumrah dilakukan oleh institusi lain dengan segala dinamika yang dialami.
Kendati demikian, Khairul mengklaim Kemendiktisaintek tetap membuka pintu komunikasi atas segala dinamika yang terjadi.
"Kemdiktisaintek juga menegaskan bahwa Kementerian sangat terbuka akan berbagai masukan dan aspirasi terutama dari publik dan internal," jelas dia.
Sebelumnya, ASN Kemendiktisaintek berinisial NH mengaku diberhentikan secara sepihak dan mendadak oleh kementerian.
Lewat surat terbuka yang ditulisnya, NH mengatakan telah bekerja sejak 2001 dan kini menjabat sebagai Prahum Ahli Muda dan Pj Rumah Tangga Kemendiktisaintek. Menurutnya, selama 24 tahun perjalanan kariernya, semua berjalan baik-baiknya sampai ia diusir pada 17 Januari 2025.
Ia bercerita, hari itu, tiba-tiba pimpinan tertinggi masuk ke ruangan dan di hadapan semua orang, pimpinan itu mengusirnya keluar. Ia juga diperintahkan untuk pindah ke Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen).
"Saya bertanya kepada diri, apa rencana Allah selanjutnya... Saya masih ingat arahan pimpinan kami saat itu, tim kami harus memberi pelayanan yang baik kepada pimpinan-pimpinan yang baru, tentu kami langsung siap melayani pimpinan. Terutama penanggung jawab rumah tangga, saya, dengan urusan-urusan rumah tangga kantor saja, bukan urusan bidang substantif pendidikan tinggi," kata NH dalam keterangannya, dikutip Senin (20/1).
NH menduga-duga apa penyebabnya diusir dari Kemendiktisaintek. Namun, ia berpikir kemungkinannya adalah sebuah meja di ruang tertinggi di lantai yang perlu diganti karena alasan dianggap tidak menghormati.
"Lalu semua masalah urusan rumah tangga yang terjadi di lapangan, bermuara kepada saya, sampai saya harus keluar dari institusi ini," katanya.
Bertalian dengan itu, pagi ini di depan kantor Kemendiktisaintek sempat ada demonstrasi. Terdapat sejumlah karangan bunga dan spanduk yang mengecam Mendiktisaintek Satryo Soemantri Brodjonegoro.
(mab/fra)