ARTICLE AD BOX
CNN Indonesia
Sabtu, 18 Jan 2025 11:40 WIB
Jakarta, CNN Indonesia --
Istana menindaklanjuti laporan puluhan siswa Sekolah Dasar Negeri (SDN) 3 Sukoharjo yang keracunan setelah menyantap makan bergizi gratis (MBG). Badan Gizi Nasional (BGN) disebut sudah turun tangan mengatasi masalah serius tersebut.
"SOP [Standar Operasional Prosedur] yang diterapkan dalam MBG ini adalah sekolah melaporkan kepada SPPG [Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi] dan Puskesmas jika ada kejadian yang tidak diinginkan. Makanan langsung ditarik oleh SPPG dan kemudian diganti dengan paper lain," ujar Kepala Kantor Komunikasi Kepresidenan Hasan Nasbi melalui keterangan tertulis, Kamis (16/1).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ia menjelaskan SOP lainnya yang diterapkan BGN adalah setiap SPPG harus menyimpan sampel makanan selama 2x24 jam.
"Sehingga kalau ada kejadian yang tidak diinginkan, seperti yang terjadi di Sukoharjo, penyebabnya bisa dilacak dengan cermat. Saat ini sampel makanan yang disiapkan di SPPG tersebut sedang diperiksa oleh Dinas Kesehatan," kata dia.
Hasan menuturkan kejadian di Sukoharjo menjadi bahan evaluasi bagi BGN untuk mengetatkan lagi SOP penyaluran programme makan bergizi gratis. Dengan begitu, ia berharap makanan bisa terjamin kualitas dan kehigienisannya.
Pada Jumat (17/1), Presiden RI Prabowo Subianto memanggil Kepala BGN Dadan Hindayana di Istana Negara, Jakarta Pusat, untuk mengevaluasi programme MBG.
Sebelumnya, sebanyak 50 siswa SDN 3 Dukuh, Sukoharjo, Jawa Tengah, mengalami keracunan hingga mual-mual usai menyantap makan bergizi gratis.
Menu di tempat tersebut adalah nasi, ayam goreng tepung, wortel, tahu dan susu. Usai santap siang, sejumlah siswa mengeluhkan pusing, mual, hingga muntah-muntah. Dugaan penyebabnya adalah olahan ayam yang kurang matang.
(ryn/ugo)