ARTICLE AD BOX
Liputan6.com, Jakarta - Sudah sekitar satu bulan penerapan Makan Bergizi Gratis (MBG) berjalan di berbagai sekolah di Indonesia. Berbagai masukan dari masyarakat hingga siswa pun menjadi bahan evaluasi pemerintah dalam menerapkan programme tersebut.
“Yang terkait itu kan BGN (Badan Gizi Nasional), kompartemen khusus yang membidangi monitoring dan evaluasi, saya rasa perbaikan-perbaikan itu dilakukan setiap hari,” tutur Kepala Komunikasi Kepresidenan (PCO) Hasan Nasbi di Istana Negara, Jakarta, Jumat (7/2/2025).
“Jadi ada masukan dari masyarakat, masukan dari mitra, masukan siapa saja, termasuk dari siswa-siswa itu jadi bahan perbaikan BGN,” sambungnya.
Yang pasti, kata Hasan, evaluasi menjadi bagian dari penyempurnaan Makan Bergizi Gratis. Presiden Prabowo Subianto tentu memberikan perhatian khusus terhadap programme tersebut.
“Kita tetap komunikasi, tidak bisa mengevaluasi kementerian dan lembaga (saja). Tapi yang jelas, sekarang kan programme MBG dalam rangka ekspansi setelah ini berjalan satu bulan, tentu harus ada yang diperbaiki, mungkin SOP,” ungkapnya.
Tak Ada Mintra Mundur
Sebelumnya, Kepala Badan Gizi Nasional (BGN), Dadan Hindayana, menegaskan bahwa tidak ada mitra Makan Bergizi Gratis (MBG) yang mundur dari kemitraan.
"Sampai sejauh ini, yang sudah menjadi mitra badan gizi tidak ada yang mundur. nan mundur itu yang mendaftar ketika diverifikasi itu tidak memenuhi syarat," kata Dadan di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin, (3/2/2025) malam.
Dadan juga memastikan proses pembayaran kepada para mitra sudah terpenuhi. Dia menegaskan bahwa program MBG berjalan optimal karena dibantu berbagai pihak.
"Kami usahakan, kami makanya mengembangkan jejaring dengan berbagai instansi, Polri, TNI, BIN, kemudian NU, Muhammadiyah, dan lain-lain itu untuk mempercepat proses," ucap Dadan.
Dia juga menepis kekhawatiran masyarakat yang ingin bergabung sebagai mitra. Program MBG terus meluas dan masih banyak peluang bagi masyarakat untuk ikut serta.
"Sekarang baru 0,8 persen. Kalau nanti pertengahan Februari 1,5 persen. Itu berarti kurang 98,5 persen. Masih banyak peluangnya. Jadi bagi masyarakat enggak usah khawatir akan ketinggalan programme ini, karena programme kami baru 0,8 persen. Peluangnya masih besar, siapapun silakan bergabung," imbuh Dadan.