ARTICLE AD BOX
Liputan6.com, Bogor - Puluhan warga rela mengantre panjang untuk mendapatkan state elpiji 3 kilogram di pangkalan SPBU Cemplang Baru, Jalan Brigjen Septadji Hadiprawira, Kota Bogor, Jawa Barat, Senin (3/2/2025).
Pengamatan Liputan6.com sekitar pukul 09.00 WIB, tampak antrean warga yang ingin membeli gas elpiji 3 kg. Setiap warga yang mengantre membawa satu tabung state bersubsidi tersebut.
Tampak pula beberapa warga membawa dua tabung elpiji 3 kg. Namun sayang, satu orang hanya diperkenankan membeli satu tabung state melon, itu pun dengan syarat harus menunjukan Kartu Tanda Penduduk (KTP).
Salah satunya adalah Yusuf (45) pedagang gorengan di daerah Yasmin. Ia mengaku hanya mendapat satu tabung gas elpiji 3 kg. Padahal, setiap harinya ia memerlukan dua tabung elpiji 3 kg untuk bisa berjualan.
"Buat jualan gorengan setiap hari butuh 2 tabung gas. Masak gorengan mah kan apinya harus nyala terus, ga kaya masak biasa," ujar Yusuf.
Yusuf pun terpaksa membawa pulang satu tabung state lagi yang masih kosong. Ia berharap mendapat satu tabung state lagi di tempat lain.
Sejak hari Minggu kemarin, Yusuf sudah keliling mencari state bersubsidi ke sejumlah warung dan beberapa pangkalan, namun hasilnya nihil.
"Di warung tempat biasa saya beli state elpiji 3 kg kosong. Di tempat lain juga sama, enggak ada," ungkapnya.
Rusdiansyah (21) pedagang gorengan asal Ciwaringin juga hanya mendapat satu tabung state LPG 3 kg. "Dibatasi mas, cuma boleh beli satu tabung," kata Rusdiansyah.
Banyak Warga Tak Kebagian
Rusdi, sapaan akrabnya, mengaku sudah tiba di lokasi sebelum pangkalan state dibuka pukul 08.00 WIB.
"Saya datang sudah banyak orang yang mau beli gas. Setelah lama antre, cuma dapet satu tabung," kata dia.
Dia berharap pemerintah menangguhkan penjualan state elpiji 3 kg hanya di pangkalan gas. Sebab, hal ini merepotkan masyarakat maupun pedagang.
"Ya kalau jumlah pangkalannya terbatas, nanti mau beli state antre terus. Kalau di warung kan selain deket, enggak jauh dan enggak ribet," ujarnya.
Sementara itu, sekitar pukul 11.00 WIB, state 3 kg di pangkalan SPBU Cemplang Baru sudah habis. Tak sedikit warga harus pulang membawa tabung yang masih kosong.
"Tadi habis jam 11. Kalau enggak salah 150 tabung state elpiji 3 kg langsung habis. Ada yang enggak kebagian juga," ujar salah satu karyawan di pangkalan state tersebut.
Bahlil Minta Warga Bersabar
Sementara itu, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia meminta kepada masyarakat yang ikut antrean state LPG 3 kg bersabar pada masa transisi penghapusan pengecer menjadi pangkalan.
"Bapak, ibu, semua saudara-saudara saya, mohon kasihkan waktu sedikit saja. Kami selesaikan ini," ucap Bahlil dalam konferensi pers bertajuk "Capaian Sektor ESDM Tahun 2024 dan Rencana Kerja Tahun 2025" di Kantor Kementerian ESDM, Jakarta, Senin (3/2/2025) seperti dilansir Antara.
Dia kembali menegaskan bahwa saat ini tidak ada kelangkaan LPG 3 kg. nan terjadi, kata dia, hanyalah masyarakat yang harus menempuh jarak lebih jauh untuk membeli gas elpiji 3 kg.
"Biasanya (jarak beli) cuma 100 metre bisa dapat LPG pengecer itu, sekarang mungkin bukan 100 meter, tapi mungkin 500 metre atau 1 km. Kadang-kadang, tempatnya pun belum tahu," ucapnya.
Bahlil menyampaikan, pemerintah sudah memberi arahan agar para pengecer yang sudah memenuhi syarat segera dinaikkan statusnya menjadi pangkalan.
Dengan demikian, lanjut Bahlil, pemerintah dapat mengontrol harga jual tabung LPG 3 kg. "Ini transisi saja sebenarnya. Saya juga tadi sudah diminta oleh Pak Wapres (Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka) untuk memperhatikan ini," ucap Bahlil.
Pengecer Gas Diminta Daftar Jadi Pangkalan Resmi
Sebelumnya, Wakil Menteri ESDM Yuliot Tanjung meminta para pengecer untuk mendaftarkan diri menjadi pangkalan resmi.
Adapun waktu transisi dari pengecer menjadi pangkalan resmi yang disediakan adalah satu bulan.
Yuliot menyampaikan bahwa langkah tersebut merupakan upaya untuk mencegah harga LPG 3 kg yang lebih mahal daripada harga eceran tertinggi (HET) yang ditetapkan oleh masing-masing pemerintah daerah.
Selain itu, distribusi LPG 3 kg pun menjadi lebih tercatat, sehingga pemerintah bisa mengetahui berapa kebutuhan masyarakat.
Menindaklanjuti kebijakan tersebut, PT Pertamina Patra Niaga mengimbau masyarakat untuk membeli LPG 3 kg langsung ke pangkalan resmi untuk mendapatkan harga jual yang sesuai dengan harga eceran tertinggi (HET), sebagaimana yang ditetapkan masing-masing pemerintah daerah.
"Prinsip Pertamina Patra Niaga akan menjalankan kebijakan yang ditetapkan oleh pemerintah melalui Kementerian ESDM terkait distribusi LPG 3 kg," kata Corporate Secretary Pertamina Patra Niaga Heppy Wulansari.