Bnpb: 2.959 Warga Harus Mengungsi Imbas Status Awas Gunung Ibu

Sedang Trending 2 minggu yang lalu
ARTICLE AD BOX

Jakarta, CNN Indonesia --

Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat ada sebanyak 2.959 warga yang harus mengungsi buntut position Gunung Ibu di Halmahera Barat, Maluku Utara naik ke level IV atau Awas.

Ribuan orang itu dievakusi ke tempat pengungsian berdasarkan rekomendasi dari Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) untuk mengosongkan radius sektoral 6 km arah utara bukaan kawah Gunung Ibu.

"Berdasarkan information kependudukan desa setempat, sebanyak 2.959 Jiwa / 838 KK yang harus melakukan evakuasi sementara," kata Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari dalam keterangan tertulis, Sabtu (18/1).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

BNPB mencatat hingga Jumat (17/1) kemarin, ada sebanyak 226 jiwa yang telah dievakuasi ke dua titik pengungsian. Rinciannya, 208 jiwa mengungsi di Gereja Desa Tongute dan 18 jiwa mengungsi di Balai Desa Tongute.

"Satgas PB Erupsi Gunung Ibu menargetkan seluruh warga terdampak di Kecamatan Tabaru selesai di evakuasi pada Minggu (19/1). Teknis evakuasi warga akan dibantu oleh personil TNI Polri dan pemerintah daerah setempat," tutur Abdul.

Di sisi lain, Pemerintah Kabupaten Halmahera Barat juga mengimbau 10 lokasi sekolah yang berada di wilayah rawan bencana untuk meliburkan siswanya sementara waktu.

"Selanjutnya, Dinas Pendidikan akan mengorganisir kegiatan belajar mengajar di lokasi yang lebih aman," ucap Abdul.

Sebelumnya, Pemerintah Kabupaten Halmahera Barat menetapkan position tanggap darurat bencana erupsi Gunung Ibu selama 14 hari.

Keputusan itu diambil setelah position Gunung Ibu yang berada di Pulau Halmahera itu naik ke Level IV atau Awas pada Rabu (15/1) lalu.

"Pemerintah Kabupaten Halmahera Barat mengeluarkan Surat Keputusan Nomor 33/KPTS/I/2025 tentang 'Penetapan Status Tanggap Darurat Bencana Erupsi Gunung Api Ibu di Kabupaten Halmahera Barat' yang berlaku selama 14 hari terhitung sejak tanggal 15 Januari 2025 hingga 28 Januari 2025," kata Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari dalam keterangannya, Jumat (17/1).

Situasi di Halmahera Barat

Pos Pengamatan Gunung Api (PGA) Ibu di Kabupaten Halmahera Barat, melaporkan sejak Jumat (17/1) sejak pukul hingga malam, terjadi 34 kali letusan di gunung itu dengan ketinggian abu vulkanik secara bervariasi.

Petugas Pos PGA Ibu di Kabupaten Halmahera Barat, Rivaldi Hasan dalam keterangannya pada Jumat lalu letusan dari pukul 00.01 - 06.00 WIT itu sudah 13 kalau letusan dengan warna asap kelabu yang teramati setinggi 300 - 800 meter.

Untuk pukul 06.00 - 12 .00 terjadi 21 kali letusan dengan intensitas 600 - 800 metre dengan warna asap kelabu di atas puncak gunung.

Sementara itu pada Sabtu ini, Gunung Ibu mengalami 11 kali erupsi secara berturut-turut pada pagi tadi hingga pukul 08.19 WIT. Rata-rata tinggi kolom abu erupsi teramati 500-700 metre di atas puncak gunung.

Pemkab Halmahera Barat pun telah menggelar rapat bersama Dandim 1501/Ternate dan Deputi BNPB RI membahas langkah tanggap darurat menghadapi erupsi Gunung Ibu.

Bupati Halbar, James Uang, menyampaikan bahwa ada enam desa dalam radius 5-6 km dari gunung yang harus segera dievakuasi. Desa-desa tersebut meliputi Sangaji Nyeku, Soa Sangaji, Tuguis, Togereba Sungi, Borona, dan Todoke, dengan full warga yang harus dievakuasi sekitar 2.000 jiwa.

Dia mengatakan pemerintah telah mempersiapkan fasilitas tempat pengungsian, termasuk MCK, sanitasi, logistik, dan akomodasi, untuk memastikan kebutuhan dasar pengungsi terpenuhi. James juga memastikan kondisi kesehatan warga yang telah diungsikan sejauh ini tetap aman.

Saat ini, baru satu desa yang berhasil dievakuasi. lima desa lainnya akan mulai dipindahkan secara bertahap setelah dilakukan sosialisasi dan edukasi kepada masyarakat.

"Masyarakat membutuhkan pemahaman akan situasi ini agar mereka mau dievakuasi demi keselamatan mereka," katanya mengutip dari Antara, Sabtu ini.

(dis/kid)

Selengkapnya