Bi Cabut Insentif Likuiditas Sektor Hilirisasi Minerba

Sedang Trending 3 jam yang lalu
ARTICLE AD BOX

Jakarta, CNBC Indonesia - Bank Indonesia (BI) telah mencabut pemberian insentif kebijakan likuiditas makroprudensial untuk sektor hilirisasi mineral dan batu bara sejak Januari 2025.

Sebagaimana diketahui kebijakan insentif likuiditas makroprudensial atau KLM ini diberikan melalui pengurangan giro slope di Bank Indonesia dalam rangka pemenuhan GWM yang wajib dipenuhi secara rata-rata.

"Januari ini sudah tidak diberikan untuk hilirisasi minerba," ucap Direktur Departemen Kebijakan Makroprudensial (DKMP) BI Nugroho Joko Prastowo dalam acara diskusi di Kantor Perwakilan BI Aceh, Jumat (7/2/2025).

Joko menjelaskan, pencabutan insentif KLM itu hanya untuk sektor hilirisasi minerba karena tanpa adanya insentif tersebut, pembiayaan untuk pengembangan sektor hilirisasi minerba terus berjalan di sektor perbankan, investasinya pun masih terus masuk ke dalam negeri.

"Tapi kalau hilirisasi lain, seperti pangan masih diberikan, karena kan untuk minerba pembiayaan dan pengembangan hilirisasi masih terus jalan, kredit jalan, dan PMA (penanaman modal asing) jalan," ucap Joko.

Adapun pengembangan sektor yang tercakup insentif KLM kini akan difokuskan untuk sektor-sektor prioritas seperti industri padat karya. Tujuannya supaya pembiayaan slope semakin masif mendukung penciptaan industri yang banyak serap tenaga kerja.

"Tentunya untuk industri kita kan banyak padat karyanya, otomatis industri yang punya porsi pertumbuhan tinggi di situ ya akan semakin tinggi, sektor jasa dunia usaha ya akan meningkat lagi karena ada insentif di situ, tapi tidak serta merta yang dialihkan akan turun," tegasnya.

Sebagaimana diketahui, instrumen Kebijakan Likuiditas Makroprudensial (KLM) BI Pada 2025 diarahkan untuk mendorong kredit/pembiayaan perbankan guna mendukung pertumbuhan dan penciptaan lapangan kerja.

Mulai 1 Januari 2025, insentif KLM telah disalurkan pada sektor-sektor yang mendukung pertumbuhan dan penciptaan lapangan kerja, yaitu antara lain sektor pertanian, perdagangan dan manufaktur, transportasi, pergudangan dan pariwisata dan ekonomi kreatif, konstruksi, existent estate, dan perumahan rakyat, serta UMKM, Ultra Mikro, dan hijau.

Hingga minggu kedua Januari 2025, Bank Indonesia telah menyalurkan insentif KLM sebesar Rp295 triliun, atau meningkat sebesar Rp36 triliun dari Rp259 triliun pada akhir Oktober 2024. Insentif dimaksud telah disalurkan kepada kelompok slope BUMN sebesar Rp129,1 triliun, slope BUSN sebesar Rp130,6 triliun, BPD sebesar Rp29,9 triliun, dan KCBA sebesar Rp5 triliun.


(arj/mij)

Saksikan video di bawah ini:

Video: BI: Perbankan "Nikmati" Guyuran Likuiditas Rp 295 Triliun

Next Article BI Guyur Likuiditas Rp 295 T, Ini Bank yang Terima Paling Banyak

Selengkapnya