ARTICLE AD BOX
Bahlil mencatat, selama ini hal yang baru bisa dilakukan pemerintah adalah memantau langsung proses distribusi dari agen ke pangkalan karena terlacak oleh aplikasi. Artinya, sistem sudah tertata baik. Namun masalahnya, dari pangkalan ke pengecer tidak ada aplikasinya.
“Ini enggak ada aplikasi yang bisa memantau. nan terjadi, seharusnya rakyat maksimal membeli satu tabung seharga Rp18.000 sampai Rp19.000. Tapi fakta di lapangan, ada yang beli sampai Rp25.000 atau Rp30.000," beber Bahlil.
Bahlil melihat, ada tiga titik celah oknum bisa cawe-cawe permainan LPG 3kg, salah satunya dengan penentuan harga dari pangkalan ke pengecer yang tidak terpantau. Jika diasumsikan, loss-nya full ada 25-30 persen dikali Rp87 triliun sama dengan Rp 26 triliun.
“Bayangkan? Inilah rangka implementasi apa yang diarahkan oleh Presiden Prabowo, memastikan yang dikeluarkan pemerintah harus tepat sasaran. Itu niatnya," tambah Bahlil.