ARTICLE AD BOX
Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dibuka langsung ambruk hingga lebih dari 2% pada perdagangan sesi I Jumat (7/2/2025), di mana investor asing yang mencatatkan outflow membuat IHSG kembali tertekan.
IHSG dibuka ambruk 2,13% ke posisi 6.729,11. IHSG langsung terkoreksi ke level psikologis 6.700 pada awal sesi I hari ini. Bahkan koreksinya semakin dalam beberapa menit setelah pembukaan.
Pergerakan IHSG pada hari ini cenderung masih akan volatil meski ada potensi pembalikan arah ke zona positif setelah kemarin merana cukup parah hingga ambruk lebih dari 2% dan kembali ke level psikologis 6.800, menyentuh level terendahnya sejak 21 Juni 2024.
Pasar saham domestik tampaknya masih akan diterpa volatilitas yang cukup besar baik, karenanet overseas sellyang begitu besar dan bahkan dalam beberapa hari terakhir terus tercatat jual bersih dari investor asing membuat tekanan yang tak terbendung dan berpotensi menyentuh level yang lebih rendah.
Dalam empat hari terakhir, tercatat totalnet overseas sellhampir Rp 3,3 triliun.
Menanggapi hal ini,Senior Investment Information MiraeAsset Sekuritas Indonesia,Nafan Aji Gusta mengatakan fluktuasi IHSG sudah terjadi sejak awal tahun dan dipengaruhi oleh faktor world yang merupakan imbas dari kebijakan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump yang dinilai perfeksionis.
"Karena sejatinya sentimen dari Donald Trump kuat. Pelaku pasar sejak awal tahun benar mencermati dinamika kebijakan Trumpconomics," ujarnya kepadaCNBC Indonesia, Kamis (6/2).
Kebijakan Trump yang kontroversial membuat pelaku pasar berhati-hati. Termasuk kebijakan yang memicu perang dagang jilid dua.
Hal senada juga dikatakan oleh Associate Director Pilarmas Investindo Sekuritas Maximilianus Nicodemus. Situasi dan kondisi saat ini memang sedang tidak menguntungkan bagi investor. Meskipun Kanada dan Meksiko mengalami penundaan, tapi tidak dengan China. Negeri Tirai Bambu kemudian membalas tarif impor tersebut.
Menurutnya, kebijakan Trump berpotensi untuk mengerek inflasi di Amerika yang itu artinya, ruang pemangkasan tingkat suku bunga menjadi terbatas.
"Stabilitas pemulihan ekonomi world juga menjadi terganggu," ujarnya saat dihubungi olehCNBC Indonesia.
Saat ini, posisi IHSGsudah menembus level support di kisaran angka 6.900-an dan berpeluang untuk menyentuh level support yang lebih rendah di sekitar angka 6.700. Apabila hal ini benar terjadi, maka saham-sahambluechipberpotensi turun lebih dalam dan diikuti dengan valuasi yang semakin mu
Selain itu, pelaku pasar saat ini juga menunggu information dari Amerika Serikat (AS) yang akan dirilis nanti malam khususnya perihal information ketenagakerjaannya.
Dari AS, laporan ketenagakerjaan Non-Farm Payrolls (NFP) Januari akan menjadi kunci bagi arah kebijakan slope sentral AS (Federal Reserve/The Fed). Konsensus memperkirakan NFP berada di 170.000 yang akan menjadi angka terendah dalam tiga bulan terakhir, mencerminkan perlambatan dari 256 ribu lapangan kerja yang ditambahkan pada Desember tahun lalu.
Sementara tingkat pengangguran diproyeksikan stabil di 4,1%. Sedangkan, upah diperkirakan naik sebesar 0,3% secara bulanan, sama seperti pada Desember, sehingga pertumbuhan upah tahunan sedikit menurun menjadi 3,8%.
Laporan Januari akan mencakup revisi tahunanbenchmark, yang dapat secara signifikan mengubah angka ketenagakerjaan sebelumnya.
Sepanjang 2024, lapangan kerja di sektor non-pertanian(payroll employment) meningkat sebesar 2,2 juta, dengan rata-rata kenaikan bulanan sebesar 186 ribu, lebih rendah dibandingkan 3,0 juta pada tahun 2023 yang mewakili rata-rata kenaikan bulanan sebesar 251 ribu.
Namun demikian, angka-angka tersebut tetap menunjukkan pasar tenaga kerja yang kuat dan stabil.
CNBC INDONESIA RESEARCH
(chd/chd)
Saksikan video di bawah ini:
Video: Harga Emas Makin Berkilau, Saham Emitennya Ikut Melambung?
Next Article IHSG Dibuka Loyo Lagi, BREN Masih Jadi Pemberat